Linimasa

by - 4:16 AM

Terjerat



Hampir setiap malam,sebelum aku mengenal rupamu,rutinitas kehidupanku masih terlihat amat membosankan.



Bukankah rutinitas setiap manusia itu selalu berbeda satu sama lain?, menurutku... Ntah tikaman apa yang dulu pernah menghantamku hinggaku tak mampu bergerak untuk merubah semua yang ku anggap membosankan ini menjadi yang menyenangkan.



Masih kulakukan tanpa rasa bosan,rasanya timeline dan explore instagram sangatlah menarik,bidadari-bidadari kecil berseragam sekolah dengan senyum manis,perdagangan pengganti dari alam nyata,dan bahkan dimensi yang seharusnya tidak pantas dilihat selalu datang menghibur.



Apakah aku masih melakukannya? "Iya" ku jawab lantam. Sampai pada saatnya dimana rupamu terlihat tepat di depan mata,kaku pada layar ponsel ,"ah" kurasa kau bukanlah pengguna yang biasa,tanpa rasa ragu kau tancapkan senjata khasmu di sela-sela hati yang hampir meluap.



Bukannya aku tak mampu berkata "Mungkin ini hanya perasaan yang biasa kepada lawan jenis", Rasanya aku ingin menyapa tapi aku masih merasa perih di balik punggung ku akibat luka dulu.



Entahlah,sihir apa yang kau gunakan?,bahkan rasaku belum sepatah katapun aku mengucapkan salam perkenalan, begitu baiknya kau sembuhkan luka yang hampir membusuk menjadi panu.



Iya,aku berhutang budi padamu saat itu,bagaimana kalau aku membalasnya? Walau sampai sekarang kau masih belum tau apa maksud dari setiap bait-bait ucapan kalimat ini.



Tak makan waktu lama, aku berhasil membuatmu merasa bingung, dengan keresahan hatimu kau bertanya "Siapa dia?", kita pada saat itu seperti air hujan dan tumbuhan yang haus akan membutuhkannya,kau bertanya dan aku berterima kasih.



"Waktu terlalu singkat untuk aku masuk dalam jeratanmu
Waktu terlalu singkat untuk aku harus menyapamu setiap pagi
Waktu terlalu singkat agar kau bisa menjadikanku budakmu
Dan
Waktu terlalu singkat untuk kau nikmati kelucuan dari perkenalan kita"


You May Also Like

0 comments